Jumat, 30 September 2016

Ujian Nasional Berbasis Komputer

Tahun lalu, UN tidak hanya dilakukan dengan berbasis kertas (Paper Based Test), melainkan juga Computer Based Test atau yang disebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Sistem pelaksanaannya menggunakan komputer sebagai media untuk ujian. Sebenarnya, UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL).
Karena hasil UNBK pada kedua sekolah tersebut cukup memuaskan, Kemendikbud memutuskan untuk menyelenggarakan UNBK secara bertahap di sekolah-sekolah unggulan terpilih di Indonesia. Pada tahun 2015, ada 556 sekolah yang telah melaksanakan UNBK, yaitu 42 SMP/Mts, 135 SMA/MA, dan 379 SMK. Untuk UN 2016, Kemendikbud akan kembali menerapkan UNBK. Kabarnya, jumlah sekolah yang menjadi peserta UNBK akan meningkat meskipun masih ada yang berbasis kertas.

Menggunakan Dua Kurikulum

Ternyata, sistem pendidikan Indonesia kini menerapkan dua kurikulum, yaitu Kurikulum 2013 (K-13) dan Kurikulum 2006 (KTSP). Kurikulum manakah yang diterapkan oleh sekolahmu? Kemendikbud telah mengumumkan secara resmi bahwa soal-soal UN akan didasarkan pada dua kurikulum tersebut. Tenang, kamu tidak perlu mempelajari semua materi dari K-13 dan KTSP, kok. Kemendikbud telah memastikan bahwa UN 2016 akan tetap dilaksanakan dalam satu konsep.
Kemendikbud mengaku bahwa teknis pelaksanaan UN dengan dua pendekatan dan kurikulum berbeda akan sulit dilaksanakan. Oleh sebab itu, tim pembuat soal UN 2016 menerapkan sistem titik singgung atau irisan dari K-13 dan KTSP. Dengan begitu, murid yang menempuh pendidikan berbasis KTSP tidak akan kesulitan menggarap soal dari K-13, begitu juga sebaliknya. Ramon Mohandas, Ketua Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) menjamin bahwa para murid tidak akan merasa kesulitan dalam UN 2016.

Terdiri dari Tiga Kali Pelaksanaan

UN 2016 akan dilaksanakan sebanyak tiga kali. Tenang, jangan langsung merasa panik, kamu tidak harus mengikuti semuanya kok. Ujian pertama merupakan UN Perbaikan 2015 bagi peserta UN 2015 yang belum memenuhi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan berniat untuk memperbaikinya. UN Perbaikan 2015 ini akan diadakan pada tanggal 22 Februari 2016 dan berbasis komputer. Materi-materi yang diujikan akan sesuai dengan UN 2015 lalu.
Ujian kedua adalah UN Utama 2016 yang akan dilaksanakan mulai tanggal 4 April 2016. Ada tiga materi yang diujikan, yakni irisan kurikulum KTSP dan K-13, kisi-kisi UN yang dikeluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), serta materi yang sesuai dengan ketuntasan kurikulum. UN Utama 2016 akan berbasis kertas dan komputer. Sedangkan, ujian ketiga merupakan UN Perbaikan 2016 yang rencananya dilaksanakan sekita bulan Juni/September. Materi yang diujikan sesuai dengan UN Utama 2016.

Bukan Lagi Penentu Kelulusan

Kemendikbud telah mengeluarkan pernyataan secara resmi bahwa UN kini tidak lagi menjadi penentu kelulusan seorang murid. Kelulusan akan sepenuhnya ditentukan oleh sekolah. Pertimbangannya tidak hanya didasarkan pada beberapa mata pelajaran, tetapi juga perilaku siswa. Hal ini dinilai dapat mengembangkn budi pekerti para murid. Meski begitu, UN masih akan menjadi salah satu dari beberapa indikator kelulusan. Jadi, kamu tidak boleh meyepelekan UN, ya.

Setiap Murid Wajib Mengikuti UN Minimal Sekali

Perubahan yang lain diterapkan pada UN 2016 adalah kewajiban bagi setiap murid untuk mengikuti UN minimal satu kali. Seperti yang telah disebutkan di atas, UN 2016 dilaksanakan sebanyak tiga kali dan dimulai pada bulan Februari 2016. Percepatan UN 2016 menjadi awal semester tersebut akan membuat para murid mempunyai waktu lebih untuk pilihan UN Perbaikan.
Hal ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan Kemendikbud untuk mengubah UN dari fungsinya sebagai penentu kelulusan menjadi tolak ukur pemerataan pendidikan. Kemendikbud juga akan meningkatkan kualitas soal dengan menambah jenis-jenis soal kontekstual yang disertai dengan survei. Mendikbud mengatakan bahwa survei mampu membantu proses pembuatan soal-soal UN yang juga didasarkan pada pencapaian siswa selama ini.

Berkurangnya Jumlah Paket Soal

Pada awal tahun 2000-an, UN masih diterapkan dengan satu paket soal. Memasuki tahun 2010, Kemendikbud memutuskan untuk memberikan soal dengan dua paket. Setahun kemudian, jumlah paket soal tersebut meningkat sebanyak lima jenis. Tidak berhenti sampai di situ, Kemendikbud kembali meningkatkan jumlah paket soal UN menjadi dua puluh pada tahun 2013. Hal tersebut pun membuat tiap peserta dalam satu ruangan mendapat soal yang berbeda dengan satu sama lain.
Sistem dua puluh paket soal tersebut masih diterapkan hingga tahun 2014. Memasuki tahun 2015, Kemendikbud menerapkan UNBK pada sekolah-sekolah unggulan yang terpilih. Sedangkan, sekolah-sekolah lain yang masih menerapkan Paper Based Test mendapatkan soal dengan lima paket. Hal tersebut akan kembali diterapkan pada UN 2016 nanti dengan lima paket soal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar